Rabu, 27 Maret 2019

Mengadu Dalam Sendu

Sudah aku coba memberikan kesempatan lagi pada cinta. Ternyata, dia kembali mematahkan hatiku.

Kamu baik. Tapi, setelah bertemu denganmu, aku bisa simpulkan. Bahwa, tidak semua orang baik bisa memperlakukan hati orang dengan baik. Bahwa, orang sebaik apapun, jika ingin mematahkan, ya rasanya tetap akan menyakitkan.

Tapi, aku ingin berterimakasih terlebih dulu padamu. Terimakasih karena sudah menyakiti. Itu membuatku sadar kalau hatimu memang bukan kendaliku. Aku sudah biasa ditinggalkan. Tapi bukan berarti aku akan membalas meninggalkan.

Tidak usah sungkan untuk menyakiti hati orang sepertiku. Disakiti manusia? Sudah biasa. Ditinggalkan tanpa alasan? Apalagi.

Tinggalkan saja. Tidak apa. Ya walaupun aku juga manusia biasa. Yang akan kecewa, sedih dan terluka jika memang disakiti. Bahkan walaupun dengan cara yang sama. Terbiasa? Iya, tapi rasanya semakin sakit saat berkali-kali.

Tapi tenang saja. Paling-paling sejenak aku akan kecewa, tidak nafsu makan beberapa hari atau mungkin menangis tersedu sedu. Namun, setelah puas membuang waktu, aku akan bangkit. Jadi, jangan khawatir. Tetap berbahagialah dengan pilihan dan tindakanmu itu.

Oh ya, tapi maaf, sudah aku adukan semuanya pada tuhanku yang maha mendengar, maha pengasih dan penyayang. Aku tidak akan membalas. Jangan aku yang balas. Biar dia saja. Karena aku yakin, cara-Nya akan lebih bijaksana dan berharga.

Untuk saat ini, aku tak akan memberi kesempatan pada cinta. Sebaik apapun orang yang akan kutemui, sehebat apapun dia. Sejenak menutup hati, sampai dia pulih kembali.

Sekarang, biarkan aku jatuh cinta pada diriku sendiri karena hanya diriku sendiri yang tak pernah pergi saat apapun kondisiku. Karena hanya diriku sendiri juga yang dapat terus setia menemani hingga nanti aku lelah dan menyerah berdiri sendiri.

Sabtu, 23 Maret 2019

(Keping Tulisan) - Tetap Semangat Ya, Kamu.

Karya : Yutakana


Kita gak pernah bisa menyimpulkan kehidupan seseorang hanya dari luar. Kenapa? Karena bisa jadi orang orang yang kamu anggap sedang berbahagia, terlihat semangat di hari harinya, terlihat selalu tersenyum, saat kesendiriannya dia lah yang lebih sedih dari kalian yang sedang bersedih, lebih sakit dari kalian yang sedang sakit, hanya saja dia tidak memperlihatkannya, dia menutupinya dengan keyakinan bahwa dia akan bisa bahagia jika mensugestikan dirinya bahagia.

Mungkin, dia sedang ada masalah dihidupnya. Entah masalah keluarga, entah masalah ekonomi, entah masalah hati yang bisa membuatnya sangat depresi karena ada yang dikhianati, dibully, dan tidak mendapat dukungan dari siapapun. Dan masalah masalah jenis lainnya. Coba untuk lebih mengerti dengan keadaan sekitar. Untuk teman yang bahagia, kita bisa apresiasi kebahagiaannya, jangan rusak kebahagiaannya. 

Untuk teman kita yang bersedih, kita coba rangkul dan tanya apa ada yang bisa kita bantu dari masalahnya. Jika tidak ada yang bisa kita lakukan, support dan doa pun sungguh sangat lebih cukup dari apapun. Bisa saja mungkin kata kata motivasi yang kita coba lontarkan bisa menjadi sedikit kekuatan untuk dia tetap bertahan berusaha menikmati masalahnya.

Jika memang dia tidak bisa menceritakan masalahnya padamu, jangan risau. Bukan berati dia tidak percaya padamu atau ragu dengan kebaikanmu. Karena sejatinya, ada masalah masalah yang bisa kita telan dan hadapi hanya sendirian. 

Jadi, jangan bersedih. Mungkin dia juga ingin menceritakannya tapi tidak tahu bagaimana caranya atau memang tidak bisa diceritakan sama sekali. Cukup didoakan saja, agar dia bisa menjalani masalahnya.

Karena pada dasarnya, Allah memberi kita masalah sepaket dengan jalan keluarnya. Allah memberi kita masalah yang sesuai dengan kadar diri kita, kesanggupan kita. Allah memberi kita masalah agar kita mendekat padanya. Allah memberi masalah agar kita senantiasa selalu menempa diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Jadi, sudah siapkah untuk menjalani hari ini? Tetap semangat! Walau masalah berat sedang membebani kita, yakin Allah pasti punya rencana yang indah untuk kita. Semoga hari ini, bisa menjadi hari yang lebih baik dari hari kemarin dan hari esok bisa lebih baik dari hari ini. Aamiin ✨✨

(Keping Tulisan) - Pertemanan dan Seleksi Alam

Karya : Yutakana

Perihal ditinggal tanpa alasan, sudah banyak orang yang melakukannya terhadapku. Bukan hanya perihal percintaan, tapi juga persahabatan.

Aku sempat berfikir dalam persahabatan itu ada yang namanya seleksi alam. Saat bertemu dengan orang-orang baru, dia akan otomatis menjadi temanmu. Setelah mulai mengenalnya lebih dekat, kamu yang akan merasakannya sendiri apakah dia akan menjadi sahabatmu atau hanya sekedar menjadi temanmu saja?

Kita seharusnya bisa berteman dengan siapa saja. Semua orang bisa menjadi teman kita. Luaskan lingkaran pertemanan. Karena kita tidak pernah tahu, apa yang akan terjadi dalam hidup kita selanjutnya. Karena bisa jadi, suatu hari, kita sebagai manusia akan saling membutuhkan.

Tapi, sama halnya dengan menemukan pasangan, menemukan sahabat yang cocok dengan kita pun sama sulitnya. Karena tidak jarang, sahabat menjadi salah satu alasan kita bersedih atau bahagia.

Sering aku mengalami, saat aku merasa bahwa ada seseorang yang sudah cocok kujadikan sahabat, lalu dia tiba-tiba pergi. Pernah juga, saar ada seseorang yang ingin kujadikan sahabat, lalu kubagikan rahasiaku padanya, dia malah membagikan rahasiaku pada orang-orang. Atau, pernah juga, saat ada seseorang yang ingin kujadikan sahabat, tapi tiba-tiba dia malah memberi batas, menjauh dan akhirnya menghilang.

Aku percaya, orang-orang yang sebelumnya pernah ingin kujadikan sahabat adalah orang-orang yang baik. Bagiku, sebenarnya tidak ada orang yang buruk, hanya saja mungkin tidak "cocok" dengan kita.

Seperti begini. Dulu, aku pernah ingin menjadikan seseorang menjadi sahabat karena sifatnya yang baik dan loyal. Tapi ternyata, dia punya sifat glamor yang ternyata tidak cocok denganku yang lebih suka hidup sederhana. Akhirnya, aku menemukan sahabat yang hidupnya sama sederhananya seperti aku. Dan dia, menemukan sahabat yang sama sama glamor sepertinya. Dan sampai saat ini, kita tidak ada masalah apapun. Masih baik-baik saja dan masih berteman baik. Bahkan masih berbincang seru saat bertemu.

Bisa jadi. Saat kamu memang merasa tidak nyaman menjadi sahabat dari seseorang, dia bukan buruk untuk kamu. Mungkin saja, hanya tidak cocok bersahabat dengan kamu. Mungkin, dia lebih cocok menjadi sahabat orang lain.

Dan yakinlah, setiap orang, pasti akan bisa menemukan sahabatnya di waktu yang tepat. Jika belum sekarang, mungkin nanti. Doaku menyertaimu, semoga kamu akan segera menemukan sahabat yang cocok dan yang akan menjadi alasan bahagiamu, selanjutnya.

Kamis, 14 Maret 2019

(Keping Tulisanku) Cintaku Bertepuk Sebelah Tangan, Lagi.

Karya : Yutakana

Cintaku bertepuk sebelah tangan, lagi. Bertahun-tahun, aku sudah mengalami beberapa kali kisah cinta bertepuk sebelah tangan. Banyak perjuangan dan air mata tapi aku tidak jera. Dari cinta yang bertepuk sebelah tangan, aku belajar tentang cinta yang tidak mengharapkan balasan. Cinta yang hanya dengan melihat orang yang tercinta sehat, baik-baik saja bisa bahagia.

Cintaku bertepuk sebelah tangan, lagi. Cinta yang mengajarkan untuk rajin berdoa untuk orang terkasih agar selalu bahagia dan semangat dalam hari-harinya. Bisa jatuh cinta dengan bebas dan damai walau cintanya bukan denganku.

Cintaku bertepuk sebelah tangan, lagi. Cinta yang bertepuk sebelah tangan bukan hanya menunggu kehadiran dari kekosongan hati sehingga siapapun bisa mengisinya. Tidak. Harus dia yang mengisinya. Walaupun pada akhirnya, cinta yang bertepuk sebelah tangan mengajarkan untuk mengikhlaskan. Juga untuk menghilangkan perasaan secara penuh.

Cintaku akhirnya bertepuk sebelah tangan, lagi. Dari sini, aku mulai akan belajar kembali pelajaran-pelajaran hidup dan perasaan yang pernah kudapat. Tapi tak pernah bosan untuk kupelajari. Aku akan berjuang lagi dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan. Sisanya biar kuserahkan pada semesta yang sejatinya diatur oleh Tuhan.

Cintaku bertepuk sebelah tangan lagi. Aku beryukur.

Post Terbaru!

Mengadu Dalam Sendu